Islam tidak membatasi hak wanita dalam berkarir selagi hal
itu tidak mengabaikan peran utamanya sebagai ibu rumah tangga termasuk menjaga
harta suaminya mendidik anaknya, bahkan islam sangat menjunjung tinggi martabat
wanita. Betapa tingginya kedudukan wanita, dalam sebuah hadist yang menjelaskan
kedudukan seorang ibu disebutkan tiga kali setelah ayah.
Abu Hurairah RA. Pernah berkata: Seorang lelaki datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya:
Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku
layan dengan sebaik-baiknya?”
Baginda Rasul menjawab: “Ibu kamu”.
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?
Baginda Rasul menjawab: “Ibu kamu”.
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda Rasul menjawab: “Ibu kamu”.
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?
Wanita tidak diperkenan melakukan apapun, bak seorang ratu permaisuri dalam biduk rumaah
tangga, semua di tangani oleh lelaki mulai mencuci piring, masak, membersih
rumah dll, itu semua pada hakikatnya adalah kewajiban suami, adapun kenyataan
sekarang wanita lebih banyak di dapur dan dirumah itu merupakan ketaatan
seorang wanita terhadap suaminya, lelaki lebih banyak berkecipung di luar sibuk
mencari nafkah anak istri, sebagai istri yang solehah, peran mereka adalah
membantu meringankan beban suaminya serta ikut andil dirumah, sehingga menjadi
tradisi di masyarakat wanita itu tidak jauh dari dapur dan rumah.
Bahkan islam mamandang
terlalu hina jika sesorang lelaki membiarkan
perempuannya bekerja keras, karena dalam menafkahi anak istri adalah kewajiban
seorang suami.
Namun miris tindakan ini disalah pahami oleh
barat untuk memperalat wanita islam. Orang-orang barat menuding dan memprovokasi
bahwa lelaki islam mengekang isterinya dan tidak memberi kebebasan pada istri
nya, seakan-akan islam tidak memberi ruang bagi wanita.
Sekarang kita jumpai menjamurnya jebolan wanita
karir hasil dari pemberontakan mereka dan doktrin barat, sehingga kasih sayang
kepada anak terabaikan dan terlupakan. Bahkan pergaulan bebas dan kenakalan
remaja merupakan bentuk nyata dari minimnya peran seorang ibu dalam keluarga.
Kesimpulan nya:
Wahai wanita…
Kedudukanmu sangat mulia dimata Islam. Cukuplah menjadi ibu yang baik dan menjaga
harta suami dirumah.
Wanita jadikanlah
dirimu bagaikan Ratu Permaisuri dalam istana.
Penulis: Jumadi
Arkawi
Mahasiswa:
Al-Azhar Mesir
Fakultas: Usuluddin.
Fakultas: Usuluddin.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !